Inilah Dibalik Lambatnya Kecepatan Internet di Indonesia
May 04, 2017
Masih ingat dengan tragedi peretasan pada salah satu website resmi provider ternama di Indonesia? Laman resmi Telkoms*l itu diubah oleh sang Hacker dengan berisi caci maki mengenai harga internet yang kini kian melambung tinggi. Bahkan setelah sampai berjam-jam setelahnya, website resmi Telkoms*l belum normal kembali. Seperti biasa, aksi ini menuai pro dan kontra, guys. Ada yang menyindir "mau kualitas baik, tapi pelit bayar", tapi banyak juga yang mendukung aksi hacker karena dianggap menyalurkan aspirasi kita semua. Nah, bagaimana menurutmu, guys.. Kamu pro atau kontra dengan tindakan si Hacker tersebut? :D
Terlepas dari harga paket internet salah satu provider yang mahal di Indonesia, sebenarnya apa sih yang membuat Indonesia masih saja memiliki kecepatan internet yang mahal namun cenderung lambat? Berikut ini, diantaranya..
1. Infrastruktur Mahal
Kurangnya infrastruktur membuat internet kita lamban, guys. Karena jumlah penduduk Indonesia masuk masuk 5 besar terbanyak di dunia, pengguna internetnya pun tinggi. Tanpa dibarengi infrastruktur yang memadai, maka apa jadinya? Lemot.
2. Kondisi Geografis Tidak Mendukung
Tau gak sih.. Banyak lokasi di Indonesia yang memang masih minim infrastruktur. Sehingga untuk membangun fasilitas internet butuh biaya yang lebih tinggi lagi. Ini juga yang membuat tarif internet per daerah atau provider bisa berbeda. Karena biaya pembangunan dan pemeliharaan infrastrukturnya juga berbeda, guys.
3. Biaya BHPF yang Tinggi
Biaya Hak Penggunaan Frekuensi (BHPF) adalah biaya yang harus disetor kepada pemerintah untuk setiap penggunaan frekuensi, mulai dari internet, tv, radio, dll. Saat ini, BHPF termasuk sumber pendapatan negara yang sangat potensial, karena nilainya yang wow! Besarnya BHPF ini ditentukan juga oleh kapasitas bandwidth masing-masing provider.
4. Fitur Bermanfaat yang Belum Terealisasi
Dikutip dari Inet.detik, Menkominfo Rudiantara sudah mendorong Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) untuk mengkaji kemungkinan sharing infrastruktur. Hmm, apa ini maksudnya satu tower bisa dipakai bersama-sama beberapa provider? Kalau benar, apakah nanti akan memungkinkan untuk sharing frekuensi? Lumayan kan guys, untuk menghemat modal?
5. "Harga Kuota Belum Cukup Mahal"
Meski banyak yang menyebutkan bahwa tarif internet di indonesia mahal, ternyata masih ada negara lain yang tarifnya lebih mahal dari kita lho, guys! Jangankan 4G, internet di sana pun masih menjadi hal yang langka. Di Ethiopia, kamu harus keluar uang Rp2,6 juta/bulan, di Myanmar biaya untuk satu bulan internet rata-rata Rp1,6 juta. Kalau Indonesia, setidaknya masih lebih murah bukan? Ya, sekitar 300-500 ribu perbulannya.
6. Harga Hosting Server Lokal Mahal
Kecepatan web yang dihosting di server luar negeri tentu lebih rendah dibandingkan web yang dihosting di server Indonesia, namun demi harga hosting yang lebih murah, tidak sedikit lho pemilik web Indonesia yang lebih memilih menaruh hosting webnya di luar negeri!
Mau internet murah untuk di rumah? Pakai aja Hinet, guys!
Terlepas dari harga paket internet salah satu provider yang mahal di Indonesia, sebenarnya apa sih yang membuat Indonesia masih saja memiliki kecepatan internet yang mahal namun cenderung lambat? Berikut ini, diantaranya..
1. Infrastruktur Mahal
Kurangnya infrastruktur membuat internet kita lamban, guys. Karena jumlah penduduk Indonesia masuk masuk 5 besar terbanyak di dunia, pengguna internetnya pun tinggi. Tanpa dibarengi infrastruktur yang memadai, maka apa jadinya? Lemot.
2. Kondisi Geografis Tidak Mendukung
Tau gak sih.. Banyak lokasi di Indonesia yang memang masih minim infrastruktur. Sehingga untuk membangun fasilitas internet butuh biaya yang lebih tinggi lagi. Ini juga yang membuat tarif internet per daerah atau provider bisa berbeda. Karena biaya pembangunan dan pemeliharaan infrastrukturnya juga berbeda, guys.
3. Biaya BHPF yang Tinggi
Biaya Hak Penggunaan Frekuensi (BHPF) adalah biaya yang harus disetor kepada pemerintah untuk setiap penggunaan frekuensi, mulai dari internet, tv, radio, dll. Saat ini, BHPF termasuk sumber pendapatan negara yang sangat potensial, karena nilainya yang wow! Besarnya BHPF ini ditentukan juga oleh kapasitas bandwidth masing-masing provider.
4. Fitur Bermanfaat yang Belum Terealisasi
Dikutip dari Inet.detik, Menkominfo Rudiantara sudah mendorong Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) untuk mengkaji kemungkinan sharing infrastruktur. Hmm, apa ini maksudnya satu tower bisa dipakai bersama-sama beberapa provider? Kalau benar, apakah nanti akan memungkinkan untuk sharing frekuensi? Lumayan kan guys, untuk menghemat modal?
5. "Harga Kuota Belum Cukup Mahal"
Meski banyak yang menyebutkan bahwa tarif internet di indonesia mahal, ternyata masih ada negara lain yang tarifnya lebih mahal dari kita lho, guys! Jangankan 4G, internet di sana pun masih menjadi hal yang langka. Di Ethiopia, kamu harus keluar uang Rp2,6 juta/bulan, di Myanmar biaya untuk satu bulan internet rata-rata Rp1,6 juta. Kalau Indonesia, setidaknya masih lebih murah bukan? Ya, sekitar 300-500 ribu perbulannya.
6. Harga Hosting Server Lokal Mahal
Kecepatan web yang dihosting di server luar negeri tentu lebih rendah dibandingkan web yang dihosting di server Indonesia, namun demi harga hosting yang lebih murah, tidak sedikit lho pemilik web Indonesia yang lebih memilih menaruh hosting webnya di luar negeri!
Mau internet murah untuk di rumah? Pakai aja Hinet, guys!
0 komentar